Washoya Lil Abna' Bab 13 : Keutamaan Amanah

Pelajaran 13
Keutamaan Amanah

Wahai anakku, amanah (dapat dipercaya) merupakan sebaik-baik akhlaq dari beberapa akhlaq terpuji. Sedangkan khianat (tidak dapat dipercaya) merupakan seburuk-buruk akhlaq yang hina dan rendah. Amanah merupakan hiasan bagi orang-orang yang mulia dan berilmu. Sesungguhnya amanah dan sidiq (jujur) merupakan sebagian sifat-sifat para Rasul 'alaihim Shalaatu Wassalaam' (semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada mereka).

Wahai anakku, jadilah engkau seorang yang dapat dipercaya dalam segala hal. Janganlah engkau kianat dalam masalah kehormatan, harta kekayaan dan sebagainya. Apabila seorang mempercayakan harta kekayaanya kepadamu, maka janganlah engkau berkhianat dan kembalikanlah jika dia meminta. Apabila seorang telah mempercayakan kepadamu suatu yang rahasia, maka janganlah engkau berkhianat dan menceritakannya pada orang lain, sekalipun dia teman yang dapat dipercaya dan mulia di sisimu.

Wahai anakku, apabila engkau tinggal di asmara atau kost, janganlah engkau mengambil atau menggunakan barang temanmu tanpa izin (ghashab). Jagalah hak milik temanmu, jangan sampai ada seorang pun yang berani mengambilnya tanpa izin, jika temanmu tidak berada di tempat.

Wahai anakku, jagalah dirimu jangan sampai teman-temanmu menganggap dirimu tidak dapat dipercaya. Jangan sampai mereka berprasangka bahwa engkau mencuri barang-barang mereka padahal engkau benar-benar tidak melakukannya.

Wahai anakku, jadilah engkau seseorang yang dapat dipercaya, baik dalam masalah yang besar maupun urusan kecil. Hidarilah pembicaraan khianat, sekalipun kepada dirimu sendiri, baik dalam hal yang dipandang mulia ataupun yang hina. Yang termasuk perbuatan khianat diantaranya adalah membuka tas, koper atau lemari temanmu pada saat dia tidak ada sekalipun hanya dengan niat melihat saja. Jangan mencari-cari kesalahan teman, jangan mencoba untuk mendengarkan pembicaraan dua orang temanmu tanpa seizin mereka, serta jangan memanggil seseorang dengan nama selain nama aslinya.

Wahai anakku, janganlah engkau mengambil sesuatu milik temanmu dengan maksud bergurau. Dan segeralah engkau kembalikan bila dia mancarinya. Perbuatanmu ini akan menyebabkan temanmu selalu berprasangka buruk kepadamu dan mencurigaimu meskipun engkau tidak berniat benar-benar mengambilnya. Akan sulit bagimu untuk menghilangkan prasangka buruk itu, bila mereka sudah terlanjur beranggapan demikian. Sebelum hal itu terjadi, maka hindarilah perbuatan itu!

Wahai anakku, janganlah engkau berkhianat kepada dirimu sendiri dan kepada orang lain. Termasuk berkhianat pada diri sendiri adalah membaca buku dan menjawab pertanyaan guru dengan diam-diam terlebih dahulu membaca buku dan menjawabnya seolah-olah kamu mengetahui jawaban dari pertayaan tersebut. termasuk berkhianat pada diri sendiri adalah saat duduk di bangku ujian, bila kamu tidak mampu menjawabnya kemudian menyontek secara langsung jawaban tersebut atau diam-diam meminta seorang temanmu untuk menjawabnya.

Wahai anakku, dengan perbuatan itu berarti engkau telah menipu dirimu sendiri. Sekalipun engkau kurang mampu dalam pelajaran asalkan tidak menjadi pengkhianat dan penipu.

Wahai anakku, takutlah untuk melakukan hal seperti itu, dan bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu. Selamatkanlah dirimu dari perbuatan khianat dan menipu diri sendiri. Dan Allah SWT Maha Kuasa untuk memberi petunjuk dan pertolongan kepadamu.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak