Menerima Omelan Istri

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita dihadapkan pada tantangan dan konflik dalam hubungan rumah tangga. Kisah bijak dari masa lalu, seperti pertemuan seorang pria dengan Umar bin Khattab, memperlihatkan bagaimana bijaknya penanganan konflik dalam pernikahan. Ketika pria tersebut hendak mengadu kepada Amirul Mukminin tentang tingkah laku istri yang kurang menyenangkan, apa yang terjadi kemudian mengajarkan kita tentang pemahaman dan kesabaran dalam menghadapi cobaan rumah tangga. Mari kita merenung pada kisah ini, yang dapat menjadi sumber inspirasi untuk memperkuat ikatan cinta dan toleransi di tengah dinamika kehidupan berumah tangga.

Ada seorang laki-laki yang hendak menemui Umar bin Khottob untuk meminta solusi mengenai tingkah laku yang buruk dari istri laki-laki tersebut. Pada saat pria tersebut berada di depan pintu rumah Umar bin Khottob, pria tersebut mendengar istri Umar bin Khottob sedang mengomeli beliau, sedangkan Sayyidina Umar hanya diam mendengarkan omelan istrinya. Kemudian pria tersebut membatalkan niatnya untuk menemui Sayyidina Umar. Pria itu berjalan meninggalkan rumah Sayyidina Umar sambil berkata : “Bila Amirul Mu’minin (umar) saja diomeli istrinya seperti itu hanya diam saja, lalu bagaimana dengan aku”.

Kemudian Sayyidina Umar keluar dari rumahnya dan melihat seorang pria yang berjalan meninggalkan rumahnya. Lalu Sayyidina Umar memanggil pria tersebut untuk menghadapnya.

Sayyidina Umar bertanya : “Apa keperluanmu”?.

Pria tersebut menjawab : ”Wahai Amirul Mukminin, sebenarnya kedatanganku ke rumahmu tadi karena aku ingin mengadukan perilaku buruk istriku kepadamu. Dan aku ingin engkau menasehatinya untukku”.

Sayyidina Umar berkata : “Hai saudaraku, sebenarnya aku menerima omelan dari istriku karena ada beberapa hak yang ada pada istriku. Istriku menjadi juru masak untukku, pembuat roti untukku, pencuci baju-bajuku, orang yang menyusui anakku, padahal itu semua bukan perkara wajib baginya, dan hatiku tenang tidak melakukan perkara haram karena pelayanan istriku. Maka dari itu aku bersedia menanggung omelan dari istriku”.

Kemudian pria tersebut berkata : “Wahai amirul mukminin, dan seperti itulah istriku”.

Lalu Sayyidina Umar berkata : “Terimalah omelan istrimu, wahai saudaraku. Sesungguhnya omelan istrimu itu hanya sebentar”.

Penutup

Kisah Umar bin Khattab dan pria yang hampir mengadu tentang perilaku istri mengajarkan kita pentingnya pengertian dan kesabaran dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Terkadang, kita perlu melihat lebih dalam, melebihi kekurangan dan kesalahan pasangan hidup kita, untuk memahami nilai-nilai positif dan pengorbanan yang mereka bawa dalam hubungan tersebut. Dalam kebersamaan, setiap pasangan memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, dan sikap sabar serta penghargaan terhadap kontribusi pasangan dapat menjadi fondasi kuat untuk membangun keluarga yang harmonis. Keseluruhan kisah ini memberikan kita pelajaran berharga tentang cinta, pengertian, dan ketulusan dalam menjalani perjalanan panjang kehidupan berumah tangga.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak