Tuhfatul Athfal Terjemah

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, segala puji hanya milik-Nya, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabatnya yang setia. Artikel ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna-makna mendalam dari Tuhfatul Athfal, sebuah kitab penting yang membahas tentang ilmu tajwid dasar dan biasa diajarkan di madrasah diniyah salafiyah.

Tuhfatul Athfal, yang sering dikenal sebagai "Hadiah Anak-Anak," merupakan satu panduan ilmiah yang berharga bagi para pendidik dan pelajar, khususnya dalam memahami dasar-dasar bacaan Al-Qur'an dengan baik dan benar. Kitab ini diarahkan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif terkait aturan-aturan tajwid, sehingga membantu anak-anak dalam melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan kesempurnaan yang sesuai dengan norma-norma tajwid.

Dalam konteks madrasah diniyah salafiyah, pengajaran Tuhfatul Athfal menjadi suatu aspek integral dalam membentuk keterampilan membaca Al-Qur'an dengan benar sejak usia dini. Melalui eksplorasi kitab ini, kita dapat mendalami pengetahuan tentang ilmu tajwid dengan lebih mendalam dan merasakan keindahan serta keberkahan dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an. Mari kita menjelajahi kekayaan ilmu yang terkandung dalam Tuhfatul Athfal, sebagai langkah awal untuk menanamkan cinta dan dedikasi dalam mempelajari dan mengamalkan tajwid secara khusyuk.

Pendahuluan

Berkata Sulaiman Al Jamzury, orang yang senantiasa mengharapkan rahmat sang Maha Pengampun.

Segala puji bagi Allah, Shalawat atas Muhammad beserta keluarga dan orang yang mengikutinya.

Ba'it syair ini adalah untuk orang yang menginginkan (pembahasan) pada masalah nun, tanwin, dan mad-mad.

Aku namakan dengan 'Tuhfatul Athfal' dari (riwayat) Syaikh kami, Al Mihmiy yang memiliki kesempurnaan (ilmu).

Aku berharap (kitab ini) bermanfaat untuk penuntut ilmu dan Aku berharap amalan ini diterima, mendapatkan balasan dan pahala.

Nun Sukun dan Tanwin

Nun Sukun dan Tanwin memiliki empat hukum, maka perhatikanlah penjelasanku.

Pertama, Idzhar (jika ada nun sukun / tanwin) sebelum enam huruf halqy (tenggorokan) yang tersusun maka ketahuilah.

Hamzah (أ) , Ha besar (ـه), Ain (ع), Ha kecil (ح), kemudian Gha (غ), dan Kha (خ).

Kedua, Idgham yang memiliki 6 huruf yang telah ditetapkan oleh ahli tajwid yang terhimpun dalam kata: (يرملون).

Akan tetapi Idgham ada dua jenis; yang pertama didengungkan (Idgham bighunnah) untuk huruf yang dikenal terangkum dalam kata (ي، ن، م، و).

Kecuali jika (nun sukun/tanwin bertemu huruf ini) dalam satu kata, maka jangan didengungkan tetapi bacalah seperti kata (دُنْيَا) dan (صِنْوَان).

Jenis yang kedua adalah idgham bila (bighairi) ghunnah yaitu untuk huruf lam (ل) dan ra (ر) yang dibaca Takrir (bergetar).

Ketiga, Iqlab yaitu ketika (Nun sukun / tanwin( bertemu huruf Ba (ب) maka dibaca mim yang didengungkan serta disamarkan.

Keempat, Ikhfa yaitu untuk sisa huruf hijaiyah yang wajib menurut Ulama Qirooah.

Aku telah menyusun 15 huruf ikhfa yaitu :

(س ,ق ,س ,ج ,ك ,ث ,ذ ,ص ظ ,ض ,ت ,ف ,ز ,ط ,د ).

Mim dan Nun yang bertasydid

Dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid, dan namakanlah kedua huruf tersebut dengan huruf ghunnah dan tampakkanlah.

Mim Sukun

Jika Mim sukun itu terletak sebelum semua huruf hijaiyah selain alif layyinah (alif sukun) bagi orang yang berakal.

Hukumnya ada tiga saja bagi yang menetapkannya, yaitu Ikhfa, Idgham, dan Idzhar.

Pertama, Ikhfa yaitu ketika huruf Ba (didahului mim sukun).. Ahli Qiroah menyebutnya Ikhfa Syafawy.

Kedua, Idgham (dengan huruf yang sama yaitu bertemu mim juga) Namakanlah

Idgham Shaghir (kecil) wahai pemuda.

Ketiga, Idzhar, pada huruf-huruf sisanya dan namakanlah Idzhar Syafawi.

Berhati-hatilah pada huruf Wa dan Fa karena kesamarannya (dengan ba). karena kedekatan (fa) dan kesamaan makhraj (wa) maka kenalilah.

Lam Al (Alif lam Qomariyah & Syamsiyah) dan Lam fi’il

Hukum lam sebelum huruf-huruf (hijaiyah selain alif) itu ada dua; pertama dibaca idzhar (jelas) lam nya maka kenalilah.

keempat belas huruf yang dibaca jelas, maka ambillah ilmunya dari kalimat berikut :

(ابغ حجك وخف عقيمه)

Kedua, dibaca idgham yaitu melebur (lam nya tidak dibaca, tetapi langsung dibaca. hurufnya) yang juga 14 huruf dengan rumus :

( طب ثم صل رحما تفز ضف ذانعم دع سوء ظن زر شريفا للكرام )

Lam pertama disebut alif lam qomariyyah. Lam kedua disebut Alif lam Syamsiyyah. Adapun lam fi’il semuanya secara mutlak dibaca jelas contohnya ( قل ) dan ( قلنا ) dan ( إلتقى ).

Mitslain, Mutaqaribain, dan Mutajanisain

Jika (pada dua huruf) Sifat dan Makhraj hurufnya sama, maka ia disebut Mitslain (Mutamatsilain).

Jika makhrajnya (berdekatan) dan Sifat hurufnya berbeda, maka ia disebut Mutaqoribain.

Jika Makhrajnya sama, sifat huruf nya berbeda, maka ia disebut sebagai Mutajanisain.

Kemudian jika awal semua jenis ini (Mitslain, Mutaqaribain, Mutajanisain) hurufnya sukun, maka disebut dengan Shoghir.

Dan jika kedua hurufnya berharokat pada semua jenis (Mitslain, Mutaqariain,

Mutajanisain) maka disebut dengan Kabir, dan fahamilah yang kabir itu dengan

mengambil contoh langsung (talaqqy).

Pembagian Mad

Mad itu ada dua; Mad Ashly dan Mad Far'iy. Mad Ashly disebut juga Mad Thabi'iy.

Mad Thabi'iy itu tidak tergantung kepada sebab dan tidak pula ketiadaan huruf yang didapat.

Setiap huruf selain hamzah dan sukun yang datang setelah huruf mad (alif, waw,ya) maka ia adalah mad thabi'iy.

Kedua Mad Far'iy yang terjadi karena adanya sebab seperti adanya hamzah atau sukun secara mutlak.

Huruf mad ada tiga maka hafalkanlah, dari lafaz ( يوا ) contoh ( نوحيها ).

Syarat nya harus senantiasa ada kasroh sebelum ya, Dhammah sebelum waw, dan fathah sebelum alif.

Adapun Mad Layyin yaitu jika ada fathah sebelum huruf ya dan waw sukun.

Hukum Mad

Hukum Mad selalu ada tiga, yaitu Mad Wajib, Mad Jaiz, dan Mad Lazim.

Mad wajib terjadi jika ada hamzah setelah mad dalam satu kalimat yang bersambung (mad wajib muttashil).

Mad Jaiz itu boleh dipanjangkan (seperti mad wajib muttashil) boleh pula dibaca pendek (seperti mad thabi'iy) yaitu jika (mad dan hamzah) masing-masing dalam kalimat terpisah dan ini disebut mad jaiz munfashil.

Contoh ini (mad munfashil yang boleh dibaca panjang atau pendek atau tawassuth/pertengahan) jika ada huruf yang disukunkan karena waqaf seperti ( تعلمون ) dan ( نستعين ) (Mad Aridh Lissukun).

Jika Hamzah ada sebelum mad, maka ini adalah mad badal contohnya ( امنوا ) dan ( إيمانا ).

Jika sukun bersambung setelah mad baik secara washal atau waqaf maka ini adalah mad lazim.

Jenis-jenis Mad Lazim

Mad Lazim menurut ulama qiroah ada empat jenis yaitu mad lazim kilmiy dan mad lazim harfiy.

Setiap dari keduanya (kilmy dan harfy) itu bisa mukhaffaf dan mutsaqqal maka ini adalah pembagian yang empat.

jika sukun bersama huruf mad berkumpul dalam satu kata, maka terjadilah mad lazim kilmy.

apabila dijumpai ada tiga huruf dan ditengahnya itu adalah mad maka itu merupakan mad lazim harfiy.

Keduanya mutsaqqal jika diidghamkan dan mukhaffaf jika tidak diidghamkan.

Mad Lazim harfiy ada di awal surat dan hurufnya terkumpul dalam delapan huruf.

Huruf ain memiliki dua jalan (mad dan tawassuth) akan tetapi yang masyhur adalah memanjangkannya (mad). Berkumpul huruf (mad lazim harfy) dalam kalimat ( كم عسل نقص ).

Dan apa yang selain huruf (mad) yang tiga selain alif, maka mad nya disebut mad thabi'iy.

Begitupula pada ayat pembuka surat-surat Al Quran yang terkumpul dalam Kalimat ( حي طاهر ).

Berkumpul ke-empat belas huruf pembuka surat dalam kalimat

( صله سحيرا من قطعك ذا اشتهر ).

Penutup

Telah selelasi nadzham ini dengan memuji nama Allah atas kesempurnaannya yang tak terbatas.

Bait-baitnya tampak serasi bagi yang berakal, Tanggal pembuatan (kitab ini) adalah menggembirakan bagi orang yang menguasainya.

Kemudian sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas penutup para nabi "Muhammad SAW".

Atas keluarga, sahabat, dan para pengikutnya dan setiap pembaca dan pendengar Al Quran.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak